Tuesday, March 29, 2016

Masalah adat undang Johol

Undang Luak Johol pertama dilucut jawatan







28 MAC 2016

Masalah adat, biar adat selesaikan
Menteri Besar Negeri Sembilan Datuk Seri Mohamad Hasan beramah mesra bersama pesara-pesara sempena Majlis Penghargaan Pesara Pentadbiran Kerajaan Negeri Sembilan hari ini. - Foto Bernama
SEREMBAN - Apa juga masalah berhubung adat di Negeri Sembilan, biar adat yang menyelesaikannya, kata Menteri Besar Datuk Seri Mohamad Hasan.  
Katanya, mengikut Undang-Undang Tubuh Kerajaan Negeri, kerajaan negeri tidak mempunyai kuasa untuk campur tangan mengenai masalah adat.
"Kerajaan negeri sebagai pentadbir dan adat memang berdiri bersama-sama tetapi kita tak campur mencampuri antara satu sama lain.
"Jika berlaku perkara sebegitu kita serahkan kepada orang adat atau pun di luak tersebut...malah antara luak pun kita tak boleh campur.
"Kalau Luak Johol biar Undang Luak Johol yang tentukan," katanya kepada pemberita hari ini ketika mengulas desas-desus kononnya berlaku konflik Undang Luak Johol.  
Mengulas lanjut, Mohamad berkata sebagai pentadbir, kerajaan negeri juga akan menjalankan siasatan sama ada ia berjalan selaras dengan hukum adat.  
Katanya, beliau yakin perkara ini akan dibincangkan dalam Dewan Keadilan dan Undang Negeri Sembilan - dewan tertinggi bagi membincangkan perkara itu.
"Jadi, untuk buat masa sekarang kita tak boleh kata apa dan tak boleh nak campur atau buat apa-apa keputusan," katanya.
Dalam struktur pemerintahan beraja di Negeri Sembilan, institusi Undang Yang Empat dan Tunku Besar Tampin mempunyai fungsi kuasa secara mutlak di luak masing-masing.
Undang Yang Empat adalah bertanggungjawab melantik Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan bagi menaiki takhta menggantikan baginda Yang di-Pertuan Besar yang mangkat.
Fungsi berkenaan diperjelaskan dalam Undang-Undang Tubuh Negeri Sembilan iaitu Undang Yang Empat (Undang Luak Sungai Ujong, Undang Luak Jelebu, Undang Luak Johol dan Undang Luak Rembau serta Tunku Besar Tampin) adalah pemerintah (The Rulers) bagi Negeri Sembilan bersama Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan. - Bernama

Dari sini

Adat: Masalah Dan Penyelesaiannya?

JOHOL

Ahad ( 27 MAC 2016 )
Kronologi Pertuduhan Salah Laku dan Pemecatan YTM Dato' Undang Luak Johol
## 0734 - Rombongan Dato' Adat Undang Luak Johol berkumpul di rumah Dato' Baginda Tan Mas ( Kg. Tanggai, Johol )
## 0757 - Konvoi Dato' Adat ( l/kurang 6 biji kereta / 10 orang ) bergerak menuju ke Balai Undang Luak Johol tanpa penyertaan Dato' Baginda Tan Mas yang hanya menunggu di rumah beliau.
## 0805 - Konvoi sampai di Balai Undang Luak Johol dan hanya dimasuki oleh Dato' Jenang dan dua Dato' Adat dengan kereta Vellfire ke dalam Balai Undang Luak Johol.
## 0813 - Kesemua konvoi Dato' Adat masuk ke dalam Balai Undang Luak Johol.
## 0838 - Dato' Jenang Undang Luak Johol sedang membacakan pertuduhan salah laku terhadap YTM Undang Luak Johol.
## 0854 - Along ( Anak YTM Undang Luak Johol ) bersama KPD Kuala Pilah dan OCS Balai Johol sampai dan masuk ke dalam Balai Undang Luak Johol.
## 0907 - Konvoi Dato' Adat selesai membaca pertuduhan terhadap YTM Undang Luak Johol dan bergerak keluar menuju kembali ke rumah Dato' Baginda Tan Mas.
## 0914 - Konvoi Dato' Adat sampai di rumah Dato' Baginda Tan Mas.
Bermesyuarat berkaitan pertuduhan salah laku YTM Dato' Undang Luak Johol ( keputusan sepakat yang dibuat oleh Buapak Yang Enam adalah dengan memecat YTM Dato' Undang Luak Johol dari terus menyandang jawatan beliau ) dan prosedur-prosedur menyerahkan surat pemecatan serta mengambil semula Alat-Alat Kebesaran Undang Luak Johol.
## 1028 - Tok Batin Undang Luak Johol sampai di rumah Dato' Baginda Tan Mas.
## 1031 - Tok Jenang bersama seorang wakil Dato' Adat bergerak menuju ke Balai Polis Johol untuk buat report polis.
## 1039 - Tok Jenang buat report polis berkaitan pemecatan YTM Dato' Undang Luak Johol dan memohon kerjasama PDRM untuk mengiringi konvoi mereka masuk ke dalam Balai Undang Luak Johol untuk menyerahkan surat pemecatan YTM Dato' Undang Luak Johol.( Johol Report: 108/16 @ bertarikh 27 MAC 2016 ).
## 1045 - Tok Pawang Undang Luak Johol sampai dan masuk ke dalam Balai Undang Luak Johol.
## 1228 - Dato' Nengarang ( Buapak Yang Enam ) membuat laporan polis di Balai Polis Johol berkaitan untuk mengambil Alat-Alat Kebesaran Undang Luak Johol ( 12 barang ) dari YTM Dato' Undang Luak Johol kerana beliau tidak layak menyimpan atas sebab telah dipecat dari menyandang jawatan tersebut. ( Johol Report: 109/16 @ bertarikh 27 MAC 2016 ).
                                                 ====== adatadatadatadatadatadatadatadat======

JELEBU
Sementara itu Luak Jelebu agak panas ketika ini, menanti akan pelantikan Undang yang baru (ke 16) pemecatan Dato' Menteri berlaku sekarang ini. 
Pencarian mata benih penyandang pusaka undang terletak dibahu Dato' Menteri setelah menerima nama calon dari kepala waris yang layak dan mengikut giliran perut setelah ibu ibu soko mempersetujuinya.
Hendak mendapatkan penyandang yang  yang betul dan berhak, latar belakang seseorang yang dipilih itu perlu disiasat;
Dahaga dahagi
Sumbang sulit
Membuat rumah dalam rumah semenda
Satu diberi dua diambil
Pelesit dua sekampung
Enau sebatang dua sigai

Bukan nak menuduh tetapi ada desas desus mengatakan ada ahli politik yang telah bersara  tidak berpuas hati dengan perjalanan perlantikan ini dan mempunyai calonnya sendiri. Bak kata perbidalan,
berung ruang bak durian
berlopak lopak bak sawah

berumpuk masing masing
Umpuk orang jangan diambil
Umpuk awak jangan diagih
Jangan ada permainan dibelakang lalu rusuk ditumbuk. Pesan orang orang tua dahulu hendaklah didengar dan dihayati takut-takut nanti ada yang tak patah tiek.

p/s:Catatan ini hanya sebagai renungan bersama tiada istilah diluar kandul kerana kita dalam kandul adat perpatih yang dikelek,  agama yang dijunjung. Ibarat menarik rambut dalam tepung, rambut tak putus tepung pula tak berselerak.

Friday, March 25, 2016

6 Alasan Mengapa Pernikahan Sesuku Dilarang di Minangkabau

Ikutilah rencana ini semuga anda semua faham apa itu nikah sesuku yang dilarang (bukan diharamkan) dalam adat di Minang kabau dan juga adat Perpatih di Negeri Sembilan .
Silakan...
Meskipun dalam adat istiadat Minangkabau melarang nikah sesuku, akan tetapi agama Islam memperbolehkannya. Kawin sasuku yang dimaksud di sini adalah suatu hubungan pergaulan dan perkawinan/pernikahan yang dilakukan antara laki-laki dengan perempuan Minangkabau yang masih hubungan satu suku (satu marga). Misal, si A menikah dengan si B yang sama-sama bersuku Jambak satu penghulu maupun beda penghulu. Adat Minangkabau tidak pernah mengharamkan menikah sesuku, tetapi adat melarang. Antara mengharamkan dengan melarang itu berbeda. menikah sesuku itu hukumnya halal, tetapi orang minang tidak mengerjakannaya karena beberapa hal dan pertimbangan.
pernikahan minang
Tentunya tidak sembarangan para tokoh ataupun ulama Minangkabau membuat peraturan ini. Pastilah sudah mempertimbangkan sisi baik dan buruknya dan tidak melanggar perintah agama. Apabila lebih banyak mudaratnya atau sisi buruknya, itu tak masalah dilarang, karena tidak diharamkan oleh agama. Menjadi masalah apabila sesuatu yaang diharamkan agama tapi dihalalkan oleh adat, dan itu tidak ada di adat Minangkabau.
Menikah sesuku menurut logika hukum Minangkabau tidak baik. Sanksinya jika dilanggar adalah sanksi moral, dikucilkan dari pergaulan. Bukan saja pribadi orang yang mengerjakannya, tapi keluarga besar pun mendapat sanksinya, membuat aib karena perangai kita. Selain itu juga beredar mitos di Minangkabau yang sudah diyakini turun-temurun bahwa nikah sesuku akan membawa petaka dalam rumah tangga nantinya. Inilah Alasan mengapa masyarakat Minangkabau melarang keras pernikahan sesuku.

Pelopor Kerusakan dalam Kaum

Ketika pernikahan sesuku terjadi, konflik besar akan mudah terjadi. Ibaratkan sebuah negara, akan lebih mudah hancur apabila terjadi perselisihan sesama rakyatnya daripada perselisihan sesama dengan negara lain. Ketika suami istri bertengkar lalu saling mengadu ke orangtua masing-masing. Kedua orangtua mereka juga mengadu ke saudara-saudara mereka, ke mamak, ke datuak. Akhirnya terjadilah banyak pertengkaran, padahal mereka badunsanak dan sesuku. Akhirnya suku hancur gara-gara perkawinan ini.

Mempersempit Pergaulan

Orang yang sesuku adalah orang-orang yang sedarah, mempunyai garis keturunan yang sama yang telah ditetapakan oleh para tokoh dan ulama Minangkabau yang terkenal dengan kejeniusannya. “Ibaraiknyo cando surang se mah Laki-laki nan ‘Iduik’ atau cando surang se mah padusi nan kambang”.

Menciptakan Keturunan yang Tidak Berkualitas.

Ilmu kedokteran mengatakan keturunan yang tidak berkualitas apabila si keturunan dihasilkan dari orang tua yang tidak mempunyai hubungan darah ssama sekali. Adapun keturunan yang terlahir akibat hubungan darah yang sama akan mengalami kecacatan fisik dan keterbelakangan mental (akibat genetika).

Mengganggu Psikologis Anak

Psikologis anak akan terganggu akibat perlakuan rasis dan dikucilkan teman-teman
sebayanya bahkan orang sekampung. Hal ini mengingat tidak dianggapnya orang tua di dalam kaum kerabat dan massyarakat.

Kehilangan hak Secara Adat

Pasangan yang menikah sesuku akan dikucilkan oleh sukunya, tidak dibenarkan duduk di dalam sukunya dan juga tidak diterima oleh suku-suku lain di wilayah atau luhak (daerah). Bahkan, bekas tempat duduk mereka akan dicuci oleh masyarakat, ini menggambarkan betapa buruknya mereka di mata masyarakat. Lelaki yang melakukan kesalahan hilang hak memegang jawatan ( menjunjung sako) yang terdapat dalam sistem Adat Perpatih. Sedangkan perempuan akan kehilangan hak ke atas segala harta pusaka suku. Pasangan terlibat diperbilangkan sebagai, “Laksana buah beluluk, Tercampak ke laut tidak dimakan ikan, Tercampak ke darat tidak dimakan ayam.

Membawa Kerugian Materi

Sebagai Pelaku kesalahan adat, pernikahan sesuku perlu melakukan syarat-syarat yang ditetapkan dalam majlis yang diawasi oleh Datuk Lembaga (Ketua Suku) suku berkenaan menerimanya dan bergabung ke dalam ikatan keluarga dan suku. Adapun pasangan ini harus menyediakan 50 gantang beras dan mengadakan seekor kerbau atau lembu untuk majlis kenduri.  Menjemput Ketua-Ketua Adat dengan penuh istiadat ke majlis kenduri. Mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada orang ramai, pelaku kesalahan adat ‘ menyembah’ semua anggota suku yang hadir untuk meminta maaf.
Kalau ada yang ingin anda bahaskan silalah ke link di atas. Atau anda boleh juga melihat yang pro dan kontranya disana.

Sunday, March 20, 2016

12 Budaya Terlarang Bagi Perempuan Minang

Rencana ini saya ambil dari sumber yang dinyatakan di bawah.
Ianya menarik pada kita orang Negeri Sembilan yang rata-rata mendukung adat ini tanpa jemu sehingga ini. Dapat dilihat, adat bersendikan hukum,hukum bersendikan syarak. Syarak mengatakan dan adat pun menurut.
Ikutilah...
Minangkabau adalah etnis yang unik, sebagai etnis/suku yang memegang paham matrilineal, Minangkabau meletakkan perempuan dalam posisi yang sangat istimewa. Di alam Minangkabau, perempuan amat sangat dihormati. Perempuan memiliki tempat dan hak suara di dalam kaum. Pendapatnya didengar, pertimbangannya diperlukan. Perempuan benar-benar mempunyai nilai. Jika kita larikan ke falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah penghormatan Minangkabau terhadap perempuan selaras dengan penghormatan syarak/agama Islam terhadap mereka, sebagaimana termaktubnya surat khusus bernama An-Nisa (perempuan) dalam kitabullah (Al-Qur’an).
Keistimewaan yang diberikan kepada perempuan Minangkabau itu tentu harus diikuti dengan serangkaian usaha untuk menjaganya. Sebab, sesuatu yang istimewa adalah sesuatu yang terjaga dan dipelihara sebaik mungkin. Oleh karena itu, para pendahulu menetapkan aturan atau pendidikan terhadap anak-anak perempuan agar tetap menjaga keistimewaan mereka. Nuansa pendidikan itu disebut dengan sumbang, yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak pada tempatnya. Sumbang ini terdiri dari 12 poin yang bisa kita bahasakan sebagai 12 budaya terlarang bagi perempuan Minangkabau. Budaya dalam konteks ini berarti kebiasaan yang tidak boleh dilakukan oleh perempuan Minang demi menjaga warisan budaya dari para pendahulunya.

baju-kuruang-perempuan-minangSumbang Duduak

Duduk yang sopan bagi perempuan Minang adalah bersimpuh, bukan bersila macam laki-laki, apalagi mencangkung atau menegakkan lutut. Ketika duduk di atas kursi duduklah dengan menyamping, rapatkan paha. Jika berboncengan jangan mengangkang.

Sumbang Tagak

Perempuan dilarang berdiri di depan pintu atau di tangga. Jangan berdiri di pinggir jalan jika tidak ada yang dinanti. Sumbang berdiri dengan laki-laki yang bukan muhrim.

Sumbang Jalan

Ketika berjalan, perempuan Minang harus berkawan, paling kurang dengan anak kecil. Jangan berjalan tergesa-gesa apalagi mendongkak-dongkak. Jika berjalan dengan laki-laki berjalanlah di belakang. Jangan menghalagi jalan ketika bersama dengan teman sebaya.

Sumbang Kato

Berkatalah dengan lemah lembut, berkatalah sedikit-sedikit agar paham maksudnya, jangan serupa murai batu atau serupa air terjun. Jangan menyela atau memotong perkataan orang, dengarkanlah dulu hingga selesai. Berkata-katalah yang baik.

Sumbang Caliak

Kurang tertib seorang perempuan Minang ketika suka menantang pandangan lawan jenis, alihkanlah pandangan pada yang lain atau menunduk dan melihat ke bawah. Dilarang sering melihat jam ketika ada tamu. Jangan suka mematut diri sendiri.

wanita-minangSumbang Makan

Jangan makan sambil berdiri, nyampang makan dengan tangan genggamlah nasi dengan ujung jari, bawa ke mulut pelan-pelan dan jangan membuka mulut lebar-lebar. Ketika makan dengan sendok jangan sampai sendok beradu dengan gigi. Ingat-ingat dalam bertambah (batambuah).

Sumbang Pakai

Jangan mengenakan baju yang sempit dan jarang. Tidak boleh yang menampakkan rahasia tubuh apalagi yang tersimbah atas dan bawah. Gunakanlah baju yang longgar, serasikan dengan warna kulit dan kondisi yang tepat, agar rancak dipandang mata.

Sumbang Karajo

Kerjaan perempuan Minang adalah yang ringan serta tidak rumit. Pekerjaan berat serahkanlah pada kaum laki-laki. Jika kerja di kantor yang rancak adalah menjadi guru.

Sumbang Tanyo

Jangan bertanya macam menguji. Bertanyalah dengan lemah lembut. Simak lebih dahulu baik-baik dan bertanyalah jelas-jelas.

baju-kuruangSumbang Jawek

Ketika menjawab, jawablah dengan baik, jangan jawab asal pertanyaan, jawablah sekadar yang perlu dijawab tinggalkan yang tidak perlu.

Sumbang Bagaua

Jangan bergaul dengan laki-laki jika hanya diri sendiri yang perempuan. Jangan bergaul dengan anak kecil apalagi ikut permainan mereka. Peliharalah lidah dalam bergaul. Ikhlaslah dalam menolong agar senang teman dengan kita.

Sumbang Kurenah

Tidak baik berbisik-bisik saat tengah bersama. Jangan menutup hidung di keramaian. Jangan tertawa di atas penderitaan orang lain, apalagi hingga terbahak-bahak. Jika bercanda, secukupnya saja dan diagak-agak, agar tidak tersinggung orang yang mendengar. Jagalah kepercayaan orang lain, jangan seperti musang yang berbulu ayam.
Keistimewaan tentu harus dijaga dengan usaha yang ekstra. Bagai berlian yang dikurung di etalase kaca anti pecah dan bergembok, tak sembarang orang bisa menyentuhnya. Perempuan Minangkabau sangat berharga, bahkan jauh lebih berharga dari berlian yang dicontohkan itu. Berharganya dan istimewanya mereka selaras dengan harga diri yang perlu mereka pertahankan dengan teguh. Sebab, ketika perempuan Minang bisa menjaga semua itu, ketika perempuan Minang mampu menjaga diri dari 12 sumbang yang telah dijelaskan di atas, dari situlah kecantikan sejati akan memancar dan kecantikan itu sampai kapanpun takkan pernah pudar.

Saturday, March 5, 2016

Money Is King II

Ada padi semua kerja jadi
Ada beres kerja deras
Ada duit kerja tak sulit
Tak ada wang duduk mengerang
Tak ada pitih duk merintih
Tak berdolar kita sengsara
Tak ada rupee duduk tepi